Tuesday, January 24, 2017

Kisah Seorang Penjual Koran


Kisah Seorang Penjual Koran

Hasil gambar untuk anak penjual koran

Di ufuk timur, matahari belum tampak. Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun pagi. Seorang anak mengayuh sepedanya di tengah jalan yang masih lengang. Siapakah gerangan anak itu? Ia adalah seorang penjual Koran, yang bernama Ipiin.

Menjelang pukul lima pagi, ia telah sampai di tempat agen koran dari beberapa penerbit. “Ambil berapa Ipiin?” tanya Bang Ipul. “Biasa saja.”jawab Ipiin. Bang Ipul mengambil sejumlah koran dan majalah yang biasa dibawa Ipiin untuk langganannya. Setelah selesai, ia pun berangkat.

Ia mendatangi pelanggan-pelanggan setianya. Dari satu rumah ke rumah lainnya. Begitulah pekerjaan Ipiin setiap harinya. Menyampaikan koran kepada para pelanggannya. Semua itu dikerjakannya dengan gembira, ikhlas dan rasa penuh tanggung jawab.

Ketika Ipiin sedang mengacu sepedanya, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sebuah benda. Benda tersebut adalah sebuah bungkusan plastik berwarna hitam. Ipiin jadi gemetaran. Benda apakah itu? Ia ragu-ragu dan merasa ketakutan karena akhir-akhir ini sering terjadi peledakan bom dimana-mana. Ipiin khawatir benda itu adalah bungkusan bom. Namun pada akhirnya, ia mencoba membuka bungkusan tersebut. Tampak di dalam bungkusan itu terdapat sebuah kardus. 
           
            “Wah, apa isinya ini?’’tanyanya dalam hati. Ipiin segera membuka bungkusan dengan hati-hati. Alangkah terkejutnya ia, karena di dalamnya terdapat kalung emas dan perhiasan lainnya. “Wah apa ini?”tanyanya dalam hati. “Milik siapa, ya?” Ipiin membolak-balik cincin dan kalung yang ada di dalam kardus. Ia makin terperanjat lagi karena ada kartu kredit di dalamnya. “Lho,…ini kan milik Pak Edison. Kasihan sekali Pak Edison , rupanya ia telah kecurian.”gumamnya dalam hati.

Apa yang diperkirakan Ipiin itu memamg benar. Rumah Pak Edison telah kemasukan maling tadi malam. Karena pencuri tersebut terburu-buru, bungkusan perhiasan yang telah dikumpulkannya terjatuh. Ipiin dengan segera memberitahukan Pak Edison. Ia menceritakan apa yang terjadi dan ia temukan. Betapa senangnya Pak Edison karena perhiasan milik istrinya telah kembali. Ia sangat bersyukur, perhiasan itu jatuh ke tangan orang yang jujur.

            Sebagai ucapan terima kasihnya, Pak Edison memberikan modal kepada Ipiin untuk membuka kios di rumahnya. Kini Ipiin tidak lagi harus mengayuh sepedanya untuk menjajakan koran. Ia cukup menunggu pembeli datang untuk berbelanja. Sedangkan untuk mengirim koran dan majalah kepada pelanggannya, Ipiin digantikan oleh saudaranya yang kebetulan belum mempunyai pekerjaan. Itulah akhir dari sebuah kejujuran yang akan mendatangkan kebahagiaan di kehidupan kelak.



A.    UNSUR INTRINSIK CERPEN

1.    Tema : “Kejujuran seorang tukang koran yang mendatangkan kebahagian di kehidupan yang akan datang”
v  Bukti : “Sebagai ucapan terima kasih(atas kejujuran IPIN), pak Edison memberikan modal kepada IPIN untuk membuka kios di rumahnya.”
2.    Latar :
v  Tempat :     1.Di tengah jalan
Bukti : “Di ufuk timur, matahari belum tampak. Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun pagi. Seorang anak mengayuh sepedanya di tengah jalan yang masih lengang.”
                  2.Tempat agen koran
Bukti : Menjelang pukul lima pagi, ia telah sampai di tempat agen koran dari beberapa penerbit.
                  3.Perumahan
Bukti : Ia mendatangi pelanggan-pelanggan setianya. Dari satu rumah ke rumah lainnya
v  Waktu :     1.Pagi hari
Bukti   : Di ufuk timur, matahari belum tampak. Udara pada pagi hari terasa dingin. Alam pun masih diselimuti embun pagi. 
v  Sosial : Latar sosial yang tergambar pada cerpen kisah seorang penjual koran ialah “ Kehidupan seorang penjual koran belia dan kejujurannya yang berbuah kebahagiaan.”
3.Penokohan :
v  Tokoh “IPIN” : Jujur
Bukti               : Setelah IPIN menemukan perhiasan milik istri pak Edison, ia langsung mengembalikannya kelpada pak Edison tanpa mengambil perhiasan satu pun.
v  Pak Edison   : Suka memberi
Bukti               : Sebagai ucapan terima kasihnya, Pak Edison memberikan modal kepada Ipiin untuk membuka kios di rumahnya.








B.   MENGANALISIS NILAI NILAI KEHIDUPAN DALAM CERPEN

1.    Nilai nilai kehidupan yang ada pada cerpen :
v  Nilai Sosial : Tergambar dari perilaku IPIN yang mengembalikan perhiasan istri pak Edison yang dicuri maling.
Bukti :  Ipiin dengan segera memberitahukan Pak Edison. Ia menceritakan apa yang terjadi dan ia temukan.
v  Nilai moral : Terwujud dari perilaku pak Edison yang membalas kebaikan IPIIN dengan kebaikan pula.
Bukti               : Sebagai ucapan terima kasihnya, Pak Edison memberikan modal kepada Ipiin untuk membuka kios di rumahnya.

2.    Membandingkan nilai kehidupan pada kehidupan sehari hari :
v  Nilai sosial (Perilaku ipin yang mengembalikan perhiasan) : Dalam kehidupan sosial sekarang hanya segelintir orang saja yang mempunyai sifat sosial yaitu mengembalikan barang yang bukan hak dia, dan mengembalikannya kepada orang yang punyai barang tersebut.
v  Nilai Moral (Kebaikan Pak Edison ) Dalam kehidupan sosial sekarang masih banyak orang orang yang membalas kebaikan seseorang dengan kebaikan pula, namun walau seperti itu kita tidak boleh mengharapkan balasan atas apa kebaikan yang telah kita kerjakan.
3.    Menyimpulkan nilai nilai kehidupan yang dapat diteladani :
v  Kita dapat meneladani kejujuran dan nilai sosial
seorang tukang penjual koran yang mengembalikkan perhiasaan milik istri pak edison
v  Kita juga dapat meneladani perilaku pak Edison yang membalas kebaikan tokoh “IPIIN” dengan kebaikan pula, yaitu memberikan moodal kepada IPIIN untuk membuka kios.

C.   MENULISKAN KEMBALI CERPEN YANG TELAH DIBACA

1.    Mengidentifikasi Cerpen yang telah dibaca
v  Tokoh             : IPIIN dan Pak Edison
v  Latar               :
1.    Tempat     :Di tengah jalan, tempat agen koran, Perumahan.
2.    Waktu       : Pagi hari
3.    Sosial       : Kehidupan sosial penjual koran belia.



v  Tahapan Alur      :
·         Pengenalan                : Di pagi hari yang sejuk, Ipiin berangakat mengayuh sepedanya untuk menjual koran
·         Pemunculan masalah : Saat dia mengayuh sepedanya, ia melihat bungkusan plastik di tengah jalan
·         Klimaks                         : Ia merasa gugup dan takut, karena sering ada kejadian peledakan bom. Setelah dibuka ternyata didalmnya terdapat kardus, ia tambah khawatir dan bimbang. Namun ia tetap membuka dengan hati hati.
·         Anti-klimaks                 : Setelah dibuka ternyata isinya ialah perhiasan emas, ia pun membaca ATM yang berada diisi kotak perhiasan tersebut, si IPIIN langsung mengembalikan ke pemiliknya, ternyata istri pak Edison.
·         Penyelesaian              : Setelah dikembalikan dan menceritakan apa yang terjadi, pak Ediosn memberikan modal kepada IPIIN untuk membuka kios atas tanda terima kasih pak Edison.

2.   Menuliskan Kembali

Kisah Seorang Penjual Koran
         

          Walau matahari belum terbit, ia bergegas mengayuh sepedanya di tengah jalan yang masih lengang, ia adalah tukang penjual koran cilik yang bernama Ipiin. Ia menuju tempat agen koran dari beberapa penerbit untuk di jual kembali oleh Ipiin. Ia mengayuh sepedanya, melewati rumah rumah sambil mengantarkan koran kepada pelanggannya. Ia bekerja dengan penuh tanggung jawab. Tiba tiba ia menemukan bungkusan plastik hitam. Ia merasa takut dan khawatir karena sering terjadi peledakan bom. Ia membuka bungkusan tersebut secara hati hati. Ia terkejut, isinya adalah kalung emas dan perhiasan lainnya. Ia membuka buka isi kotak perhiasan tersebut. Ia menemukan ATM yang bernama istri pak Edison. Ia segera mengembalikannya kepada Pak Edison. Pak Edison bersyukur, kotak perhiasan istrinya tidak hilang yang di curi maling. Atas rasa terima kasih pak Edison, beliau memberikan modal kepada Ipin untuk membuka kios, sedangkan profesi ipiin sebgai tukang korang digantikan oleh saudaranya yang belum mempunyai pekerjaan.

9 komentar:

  1. identitas cerpennya tolong di tambahkan

    ReplyDelete
  2. Kak Kalimat Langsung Dan tidak langsungnya Dongg

    ReplyDelete
  3. Fusg38yieye ch3hrixgxiwb3idbd9wj4hk3jf9rbjg9fibyofejg4or9v9goeiejh4lf9cjfnej3ocovrj3u20dich8ei3vr8codheuoef9ej3i39virjeb3o3of9vhvodkeb3hrof8vue9j2g3rofi0deij3g3ir9fieh2ofhfjennwowdhjdidifhejeieisjwjdjdiejwidheitofjgogcueonejrofjke29iejfbfjfjdoejwjoejdhdkdcofjbeodhdjdivfjehoejfjf9ej

    ReplyDelete